Ilmu kedokteran yang semakin berkembang membuat banyak pilihan bagi
wanita yang ingin mempercantik diri, termasuk memperbesar organ seksi
payudara. Anda mau pakai cara apa? Ini dia pilihannya.
dr
Budiman, SpBP, dari Perhimpunan Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI)
menjelaskan ada beberapa metode operasi pembesaran payudara yang biasa
dilakukan oleh ahli bedah plastik di Indonesia, yaitu:
1. Implan payudara
Cara
ini paling sering dilakukan karena paling efektif, efisien, dengan
hasil lebih instan, serta lebih aman dengan efek samping yang sangat
minimal.
2. Mengisinya dengan otot, pada kasus rekonstruksi. Ada dua pilihan, yakni:
a. Dengan otot latisimus dorsi
Biasanya
pada tindakan rekonstruksi satu sisi payudara pasca pengangkatan suatu
tumor, di mana kulitnya masih utuh namun pasien kehilangan massa atau
gundukan payudarnya.
Operasinya berlangsung lebih lama, besar
gundukan payudara yang baru terbatas tergantung ketebalan ototnya dan
meninggalkan defek bekas sayatan di punggung yang relatif panjang.
b. Dengan otot rectus abdominis (TRAMFLAP)
Yaitu
pada kasus pasca pengangkatan tumor payudara di mana massa payudara
berikut kulitnya ikut dibuang, sehingga diperlukan suatu massa dan kulit
pengganti.
Dalam teknik ini dipakai kulit di perut bagian bawah
yang berlebih, dengan otot rectus abdominis sebagai sumber perdarahan
dan massa penggantinya.
Tindakan ini meninggalkan defek bekas sayatan melintang seperti garis bekas operasi Section Saesaria (caesar) di perut.
3. Dengan teknik stem cell (sel induk)
Teknik
ini merupakan yaitu suatu metoda baru dalam dunia tissue engineering,
dengan cara mengekstraksi lemak dari tubuh pasien yang kemudian diolah
dan dicampur dengan suatu bahan tertentu, sehingga dapat diperoleh suatu
sel induknya untuk ditanamkan ke dalam kelenjar payudara.
Stem
cell adalah suatu cell plury potent, artinya sel muda yang bisa tumbuh
berkembang menjadi sel apa saja tergantung kepada lingkungan tempat dia
berada.
Sel ini bila ditempatkan di sekitar payudara sebagai
lingkungan barunya maka bisa berubah dan berkembang menjadi kelenjar
payudara yang baru.
Namun teknik ini kurang popular dan tidak
instan, karena pasien harus menunggu proses tumbuhnya stem cell menjadi
payudara baru tersebut, dan relatif sulit diprediksi sebesar apa
payudara baru akan terbentuk, serta masih dalam perdebatan tentang
proses kapan dia akan berhenti tumbuh sehingga payudara baru tidak
semakin bertambah besar karena long term follow up. Kasusnya pun belum
banyak.
"Metode yang paling banyak diminati adalah penggunaan
implan payudara, karena paling efektif, efisien, dengan hasil lebih
instan, serta lebih aman dengan efek samping yang sangat minimal," jelas
dr Budiman, SpBP kepada detikHealth, Rabu (7/11/2012).
Apa itu
implan payudara? Adalah suatu kantong berbentuk bulat atau conus,
seperti kelenjar payudara yang di dalamnya, diisi suatu cairan tertentu
seperti garam fisiologis atau suatu silikon gel, di mana kedua bahan
tersebut dijamin akan tetap berada di dalam kantongnya (tidak menyebar
kemana mana), sehingga besar dan bentuk kantong tersebut tetap.
Kantong
implan tersebut kemudian akan diselipkan di balik payudara sehingga
payudara tersebut bentuk dan ukurannya menjadi sesuai dengan yang
diinginkan melalui suatu sayatan kecil sepanjang 3,5-4 cm di tempat yang
tersembunyi.
Lama operasi sekitar 1,5-2 jam. Proses operasi
lebih nyaman dan aman dengan pembiusan umum di rumah sakit yang memiliki
standar keamanan dan sterilitas terjamin.
Salah satu keuntungan
pemakaian implan adalah sifatnya yang refersible sehingga bila
diinginkan pasien bisa meminta dokter untuk mengeluarkan implan tersebut
secara utuh atau menggantinya dengan yang lebih besar atau lebih kecil.
"Hal
ini berbeda dengan kasus korban penyuntikan silikon cair, di mana
silikon cair tersebut tidak bisa dikeluarkan karena sudah bercampur
dengan jaringan sekitarnya dan bentuknya pun tidak tetap," tutup dr
Budiman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar