Tempatnya berbagi Ilmu dan Hiburan

Miris, Gadis usia SMP ini tega jual keperawanan demi alasan ekonomi

Masih ingatkah Anda dengan sebuah lagu berjudul "Si Kupu-Kupu Malam" yang dipopulerkan oleh penyanyi legendaris Titiek Puspa? Lagu itu menceritakan bagaimana kisah seorang pekerja seks komersial (PSK) yang mempertaruhkan hidupnya demi menyambung nyawa.

Para "kupu-kupu malam" itu melakukannya dengan senyum meski sebenarnya hatinya menangis. Syair itu secara nyata dialami Yesy (14)—bukan nama sebenarnya, gadis asal dari Cicalengka, Kabupaten Bandung. Wanita yang masih terbilang belia ini nekat menjual kegadisannya di kawasan prostitusi Bandung di Jalan Saritem.

Yesy yang ditemui Kompas.com beberapa waktu lalu mengaku terpaksa bekerja di dunia itu karena tuntutan ekonomi dan latar belakang keluarganya yang berantakan. Dia mengaku sudah ditinggalkan ibu kandungnya sejak berusia dua tahun. Ayahnya yang sedang sakit keras menjadi menjadi faktor pendukung mengokohkan niatnya untuk bekerja.

"Intinya saya broken home. Sampai sekarang, saya tidak tahu yang mana ibu saya, stres dengan semua masalah yang ada. Ayah saya juga sekarang lagi sakit keras," keluh Yesy saat makan siang di salah satu warung tegal di Jalan Saritem, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat.

Sebagai anak semata wayang, mau tidak mau Yesy harus bisa menghasilkan uang untuk membiayai pengobatan ayahnya. Selebihnya untuk isi perut dan keperluan hidupnya. "Yang penting uang, zaman sekarang susah kalau enggak pake uang, mau ngapain juga lancar kalau dengan uang," ungkapnya.

Ayah dari gadis belia yang seharusnya masih duduk di bangku SLTP itu tidak tahu pekerjaan yang digeluti sang anak. Laki-laki itu hanya tahu anak gadisnya bekerja dan mencari uang di Kota Bandung. "Ya enggaklah, ayah saya tidak tahu kerjaan saya kayak gini, gila aja kalau ayah saya tahu," jawabnya.

"Sebetulnya pekerjaan ini bukan keinginan saya. Enggak ada sangkut pautnya sama pacar. Saya enggak suka pacaran, ngapain juga pacaran, enggak menghasilkan uang," tegasnya.

Yesy mengaku baru beberapa hari bekerja sebagai PSK di Saritem. Dengan usianya itu, Yesy tergolong sebagai PSK termuda di lokalisasi itu. Berdasarkan pengakuannya, Yesy diajak oleh temannya bernama Rendy yang sudah cukup lama menjadi calo pemuas syahwat di Saritem.

"Saya anak baru di sini, belum sampai seminggu. Saya diajak dan ditawari kerja sama Aa Rendy. Awalnya saya enggak mau, tapi dipikir-pikir pekerjaan ini cukup menolong untuk bisa bertahan hidup saya dan keluarga," kata Yesy.

Oleh majikannya, Yesy dihargai Rp 250.000 setiap satu kali melayani lelaki hidung belang. "Tergantung kerjanya dan berapa banderol kita. Besar kecil gaji pekerja tergantung seberapa banyak kita main dengan tamu. Kata senior yang sudah lama kerja di sini, paling sedikit Rp 7 juta sebulan pasti dapat," katanya.

Ketika ditanya sampai kapan mau bekerja seperti ini dan bagaimana pendidikannya, Yesy menjawab, "Enggak bisa, saya sudah keluar dari sekolah. Enggak tau sampai kapan saya di sini. Yang penting saya cari uang."
sumber

4 komentar:

Template By Fahmi Setiawan , Di Publish By Eckoo dan Yanzen