Tempatnya berbagi Ilmu dan Hiburan

Cara stimulasi perkembangan buah hati anda

Seorang ibu yang baru sebulan melahirkan bayinya, tak putus-putusnya takjub memandang wajah bayi mungilnya. Terkadang dia mendapat anaknya tersenyum, atau seakan-akan memandang langit-langit kamar dengan gaya serius bak profesor. “Nak, kamu itu sudah bisa melihat jelas, belum sih?” ujarnya gemas.
 
Tak hanya perkembangan kemampuan si kecil saja yang menjadi pertanyaan, orangtua manapun ingin semua indra si kecil berfungsi sempurna, tanpa adanya gangguan. Mulai dari indra pendengaran (telinga), penglihatan (mata), pengecapan (lidah), penciuman (hidung) dan peraba (kulit).
 
Dalam tabloid Mom & Kiddie, dr. Reni Wigati, Sp.A, dokter spesilis anak RSIA Evasari, Jakarta menjelaskan, indra yang sering mengalami gangguan adalah penglihatan dan pendengaran. Untuk itu orangtua perlu mewaspadai setiap perkembangan panca indra bayi.
 
Penglihatan

Pada usia dua bulan pertama, bayi memiliki ketertarikan pada sinar terang, warna primer - merah, kuning dan biru - serta pola berupa garis serta titik besar. Objek pertama yang dapat dikenali oleh bayi adalah wajah ibu atau pengasuh terdekatnya.
 
Ketika atau setelah usia tiga bulan barulah bayi sudah mulai mengenali objek-objek lainnya sehingga bisa memberikan senyuman ketika melihat wajah orang lain. Hingga usia empat bulan, bayi memiliki kesulitan untuk membedakan warna, sehingga mainan dengan warna kontras lebih mudah untuk dilihat olehnya.
 
Namun setelah usia empat bulan bayi sudah bisa melihat warna-warna yang rumit. Begitupula setelah usia tujuh  bulan, penglihatan umumnya berkembang sempurna, sehingga koordinasi tangan dan mata serta kemampuan spasial bayi mulai terbentuk. Sehingga bayi mulai dapat meraih mainan yang terdapat di luar jangkauan tangannya.
 
Batas penglihatan bayi pada awal bulan hanya berjarak 30cm atau antara mata bayi ke mata ibu saat menyusuinya. Kemudian setelah usia tiga bulan, maka kemampuannya pun bertambah dan mulai bisa mengenalkan objek dengan jarak satu meter.
 
Skrining Penglihatan
 
Sejak bayi lahir, orangtua sudah bisa melakukan skrining penglihatan pada bayinya sendiri, seperti ketertarikan bayi pada wajah ibunya atau pengasuhnya dan ketertarikan dengan warna primer dan pola.
 
Namun ada hal yang perlu diingat oleh ibu bahwa anak usia 0-6 bulan belum bisa melihat ke arah atas dan bawah. Penglihatannya hanyalah sebatas kanan dan kiri atau samping.
 
Mengingat bahwa membicarakan panca indra itu melibatkan suatu proses yang kompleks dan bukan tunggal, maka kemampuan melihat pada bayi pun harus ditunjang dengan kemampuan otot matanya.
 
Stimulasi
 
Pada tahap awal, stimulasi yang diberikan adalah melibatkan sinar terang dan warna primer serta pola dengan jarak yang dekat - mengingat daya tangkap penglihatan bayi hanya sebatas jarak menyusu pada ibunya.
 
Hindari pemberian mainan dengan warna pastel, karena bayi tidak akan tertarik melihatnya. Pemeriksaan mata bayi ke dokter bisa dilakukan orangtua ketika usia tiga bulan dan enam bulan. Selama tiga bulan pertama mata bayi memang belum memiliki koordinasi yang baik. Namun jika sampai usia tiga bulan bayi masih menunjukkan ketidakkoordinasian penglihatan, segera diperiksakan ke dokter. Jika menunjukkan koordinasi maka bisa diperiksakan ketika usia enam  bulan.
 
Pendengaran
Usia satu bulan, bayi sudah mulai mengenali suara ibu atau pengasuh terdekat dan membedakan fonem. Hal itu dikarenakan ketika di dalam rahim, bayi sudah terbiasa mendengarnya.
 
Usia dua bulan, bayi mulai bisa melokalisasi asal suara. Usia tiga bulan, bayi mulai mengikuti suara ibu atau pengasuh terdekat. Usia empat bulan, bayi semakin mampu melokalisasi asal suara dan mata mengikuti arah suara, hingga akhirnya pada usia 6 bulan, bayi sudah dapat melokalisasi suara pada bidang horizontal dan vertikal.
 
Cek Responsnya
 
Mengenai respons bayi pada pendengaran bisa dilihat ketika mengajak bayi berbicara atau menyapa bayi. Menyapa bayi pun perlu dilakukan dengan suara yang semangat dan tidak dengan nada yang lemah atau seperti nada orang ketika malas berbicara, sebab bayi tidak akan tertarik.
Cobalah bersuara dengan irama yang meninggi tetapi bukan dengan nada keras, karena suara keras akan mengganggu fungsi pendengaran nantinya.
 
Mengajak berbicara bayi juga dilakukan secara konsisten dan selalu dengan pengulangan, yaitu menggunakan kata-kata yang sama. Saat itulah bayi tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengingat dan mempelajarinya.
 
Tidak jauh dengan penglihatan, pemberian suara dengan permainan kepada bayi sampai usia enam bulan hanya dapat diberikan pada sebelah kanan dan kiri atau sisi samping, mengingat bayi belum memiliki kemampuan untuk melihat ke atas.
 
Skrining Pendengaran

Mengenai skrining pendengaran, bayi sebenarnya sudah dilakukan skrining sejak setelah kelahiran. Selain itu orangtua juga bisa melakukan skrining sendiri dengan memanggil-manggil bayi tersebut dari salah satu sisi. Jika bayi tidak memberikan rekasi maka orangtua sudah bisa mulai mencurigainya pendengaran bayi. Untuk usia awal memang akan mengalami kendala. Namun ketika usianya sudah dua bulan, maka bayi sudah bisa mengarah ke asal suara.
 
Penciuman, Pengecapan & Peraba
 
Indra penciuman adalah indra yang berkembang paling awal dan cepat, karena sudah dimulai dari dalam rahim dan dapat berkembang sempurna dalam minggu pertama kehidupan.
Untuk indra pengecapan, pada bayi usia nol sampai tiga bulan, bayi sudah mulai mengecap air ketuban di dalam kandungan sehingga bayi sudah mulai mengenal rasa. Pada bulan-bulan pertama, umumnya bayi lebih menyukai rasa manis. Namun pada usia 4-6 bulan, pengecapan bayi sudah mampu mengenal berbagai rasa dan dapat diperkenalkan bila sudah mulai mendapat MPASI.
 
Sedangkan untuk indra peraba atau sentuhan juga merupakan indra terpenting bayi sejak dalam rahim, sampai berkisar usia tiga bulan. Pada usia ini, bayi lebih banyak menerima stimulasi pasif, misalnya dibelai, digendong dan diayun. Pada usia di atas tiga bulan bayi sudah mampu untuk menyentuh benda-benda di dekatnya secara aktif, seperti selimut, mainan dan wajah ibu atau pengasuhnya.
 
Dikatakan oleh dr. Reni, ada atau tidaknya gangguan pada indra penciuman, pengecapan dan perasa ini hanya bisa diketahui ketika bayi tersebut sudah besar atau ketika sudah mulai bisa berbicara dan mengungkapkan apa yang dirasakannya - baik rasa maupun aroma.


0 komentar:

Posting Komentar

Template By Fahmi Setiawan , Di Publish By Eckoo dan Yanzen