Penetrasi smartphone di Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan GfK Research terbaru yang dipaparkan Country Manager Qualcomm Incorporated Indonesia, Ben Siagian, dari 2011 ke 2012 terdapat peningkatan jumlah pengguna smartphone dari 8 juta menjadi 10 juta.
Hal ini merupakan ladang empuk bagi para vendor smartphone untuk memproduksi gadget keluaran terbaru. Seperti yang diungkap oleh Ben menurut riset tersebut, 30 persen dari para pengguna smartphone ini merupakan smartphone yang berada di kisaran Rp750 ribu sampai dengan Rp1,5 juta. Selain itu, untuk rentang harga smartphone Rp1,5 juta hingga Rp2 juta juga menempati prosentasi tertinggi, meskipun masih di bawah 30 persen.
Ben menjelaskan, Qualcomm hanya menyediakan chipset atau perangkat prosesor kepada para mitra atau pihak Original Equipment Manufacturer (OEM). Sehingga, Qualcomm sendiri tidak dapat memutuskan untuk menetapkan harga final pada smartphone tersebut yang kemudian meluncur di pasaran.
"Karena smartphone tersebut kan harus dilengkapi juga dengan layar LCD dan lain-lain, tidak hanya prosesor," terangnya di Jakarta, Selasa (13/11/2012). Ia menambahkan, Qualcomm tidak bisa menentukan harga smartphone yang rilis di pasaran dan keterlibatan perusahaan dalam membentuk harga pada perangkat gadget tak lebih dari 10 persen.
Ia menjelaskan, dari sisi spesifikasi, dengan harga tertentu yang harus dibayar oleh pembeli untuk memperoleh smartphone idamannya, maka pembeli pun bisa mendapatkan keunggulan pada smartphone yang ia miliki. "Better performance, better price," ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan data Qualcomm, terdapat 30 device (Snapdragon S4) yang telah terjual di negara-negara dunia yang menerapkan jaringan LTE. "Lebih dari 500 device, 30 tablet, 400 desain yang masih dikembangkan," tuturnya.
Qualcomm juga menggandeng beberapa mitra atau tier (tingkat). Pada tier 1 terdapat vendor seperti HTC, Sony, Nokia. Tier 2 seperti Hisense serta brand lokal seperti SpeedUP, Nexian, Cross.
0 komentar:
Posting Komentar